INILAHCOM, Jakarta - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengkritik rencana polisi merekrut Pak 'Ogah' untuk membantu mengatur lalu lintas di Jakarta saat jam padat.
"Kalau menurut saya pribadi ya ada kekhawatiran, kalau yang namanya Pak Ogah diresmikan karena kan terkait masalah mental, pendidikan," kata Kadishub DKI Andri Yansyah, Selasa (25/7/2017).
Dari mental dan pendidikan yang tidak diatur, Andri khawatir nantinya Pak 'Ogah' bakal bertindak berlebihan.
"Dia merasa dirinya tuh dijinkan akhirnya jadi penguasa takutnya," ungkapnya.
Bahkan bisa saja, masyarakat yang mengais rezeki menjadi Pak 'Ogah' karena ingin mendapatkan uang dengan cara singkat. Andri takut Pak Ogah akan 'besar kepala' setelah diresmikan menjadi pembantu polisi.
"Akhirnya karena merasa sudah diizinkan dan diresmikan mereka takutnya gede kepala jadi wajib. Itu yang meresahkan masyarakat," bebernya.
Sejauh ini, Andri mengatakan belum pernah diajak koordinasi dengan Ditlantas soal wacana perekrutan Pak Ogah. Ia baru tahu hal ini berdasarkan pemberian di media.
"Kalau masalah dana berapa pun juga siap. Tapi pas nggak dengan kebijakan itu. Mengatasi masalah keresahan nggak nanti?" Kata dia.
Sebelumnya, Dirlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Halim Pagarra mengatakan para Pak Ogah akan diberi nama resmi Supertas atau sukarelawan pengatur lalu lintas.
Nantinya, Supertas akan disebar ke beberapa titik rawan kemacetan di Ibu Kota. Supertas juga akan diberikan seragam saat bertugas di jalan raya. Nantinya polisi meminta perusahaan swasta untuk membayar gaji mereka.[jat]
Baca Kelanjutan Dishub: Nanti Jadi Besar Kepala Pak 'Ogah' : http://ini.la/2393475Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dishub: Nanti Jadi Besar Kepala Pak 'Ogah'"
Posting Komentar