Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) ambruk di sesi awal perdagangan pada Kamis (7/7/2022). Kini, harga CPO berada di level MYR 3.800/ton dan menjadi yang terendah sejak 9 Juli 2021.
Mengacu pada data Refinitiv, pukul 08:00 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 3.897/ton atau anjlok 3,9%. Dengan begitu, harga CPO telah turun selama lima hari beruntun. Bahkan, di sepanjang pekan ini, harga CPO drop 20,63%.
Minyak sawit berjangka Malaysia pada Rabu (6/7) berakhir ambruk 2,8% ke MYR 4.055/ton (US$917,25/ton) dan menjadi posisi terendah dalam hampir setahun karena meningkatnya kekhawatiran resesi global sehingga menekan laju komoditas.
Selama di perdagangan kemarin, harga CPO sempat ambles hingga 10%, tapi kemudian berhasil memangkas koreksinya setelah Asosiasi Pabrik Kelapa Sawit Semenanjung Selatan (SPPOMA) melaporkan produksi CPO Malaysia periode 1-5 Juli turun hampir 16% dari periode yang sama di bulan sebelumnya.
Menurut Direktur Broker Pelindung Bestari di Selangor Paramalingam Supramaniam bahwa faktor penurunan harga CPO baru-baru ini dipicu oleh peningkatan kuota ekspor CPO Indonesia dan peningkatan produksi dari Indonesia dan Malaysia.
"Kami memasuki bulan-bulan puncak produksi dengan kekhawatiran persediaan akhir membengkak menuju 2 juta ton pada September," tuturnya dikutip dari Reuters.
Senada, Direktur Farm Trade Kuala Lumpur Sandeep Singh mengatakan bahwa kekhawatiran resesi dan jatuhnya harga minyak nabati Dalian China dan minyak mentah berjangka selama dua hari terakhir mendorong aksi jual. Pasalnya, harga CPO sempat melonjak awal tahun ini karena perang Rusia-Ukraina, kini diperdagangkan pada tingkat sebelum konflik.
Dari sisi permintaan, harga CPO yang terkoreksi tajam nyatanya dapat mendongkrak permintaan dari pembeli utama minyak sawit dunia yakni India.
Melansir Reuters, empat diler memprediksikan impor minyak sawit ke India pada Juli dapat naik menjadi 700.000 hingga 800.000 ton, melonjak ke level tertinggi sejak September 2021 (10 bulan) karena koreksi harga yang besar dan Indonesia mengizinkan lebih banyak ekspor CPOnya.
Pembelian yang lebih tinggi oleh India, tentunya dapat menjadi dukungan untuk pergerakan harga minyak sawit acuan Malaysia.
"Minyak sawit menjadi sangat menarik bagi pembeli India setelah jatuhnya harga baru-baru ini," kata salah satu dealer, Sandeep Bajoria, kepala eksekutif pialang dan konsultan minyak nabati Sunvin Group.
India membeli minyak sawit terutama dari Indonesia, Malaysia dan Thailand, sedangkan minyak kedelai terutama bersumber dari Argentina, Brazil dan Amerika Serikat. India juga mengimpor minyak bunga matahari dari Ukraina dan Rusia.
Kini, CPO menjadi lebih kompetitif dengan minyak nabati saingan. CPO ditawarkan di India dengan harga sekitar US$1.100 per ton, termasuk biaya, asuransi dan pengangkutan untuk pengiriman Juli, lebih rendah dibandingkan dengan US$1.360 untuk minyak kedelai mentah dan minyak bunga matahari mentah ditawarkan sekitar US$1.675 per ton.
Jika permintaan CPO meningkat dari India, pastinya Indonesia akan diuntungkan sebagai eksportir CPO terbesar ke India. Hal tersebut diharapkan dapat berkontribusi pada devisa.
Menurut analis komoditas Reuters, Wang Tao bahwa harga CPO dapat menguji kembali titik support di MYR 3.782/ton, penembusan di bawahnya dapat mengerek harga CPO turun ke MYR 3.592.ton.
Sumber: Refinitiv
|
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Bos Sawit, Harga CPO Diprediksi Turun Nih... Panik Gak?
(aaf)
"harga" - Google Berita
July 07, 2022 at 09:03AM
https://ift.tt/jkXAeOw
Harga CPO Ambruk 5 Hari Beruntun, Tapi India Mau Borong Kok! - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/ZK9lMwS
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga CPO Ambruk 5 Hari Beruntun, Tapi India Mau Borong Kok! - CNBC Indonesia"
Posting Komentar