Jakarta, CNBC Indonesia - Isu resesi dunia di tahun 2023 semakin menguat, bahkan Bank Dunia sudah mengungkapkan hal tersebut. Alhasil, aset-aset berisiko rontok berjamaah.
Dalam kondisi tersebut, emas yang menyandang status aset aman (safe haven) seharusnya menjadi primadona. Tetapi kenyataannya malah ikut terpuruk.
Pada perdagangan Kamis (29/9/2022) harga emas berakhir di US$ 1.660/troy ons dan berada di dekat level terendah dalam hampir 2,5 tahun terakhir.
Sepanjang tahun ini, emas sudah merosot lebih dari 9%.
"Emas memiliki status safe haven, tetapi itu tidak mampu meredam aksi jual meski perekonomian dunia sedang merosot," tulis analis dari ANZ dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters, Senin (26/9/2022).
Terpuruknya emas tidak lepas dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang sangat agresif menaikkan suku bunga. Kebijakan tersebut memicu kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS atau Treasury serta penguatan dolar AS.
itu menjadi "duet maut" yang membuat harga emas terpuruk.
Sama dengan emas, Treasury merupakan aset aman. Bedanya Treasury memberikan imbal hasil sementara emas tidak. Cuan yang dihasilkan dari berinvestasi emas hanya dari kenaikan harganya. Saat imbal hasil Treasury terus menanjak, emas tentunya menjadi kurang menarik.
Sementara itu indeks dolar AS terus melesat hingga sempat menyentuh level 114, tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
Kenaikan indeks tersebut artinya dolar AS sedang menguat melawan mata uang lainnya, bahkan sangat tajam.
Jika dilihat major currency semacam euro dan poundsterling ambrol di tahun ini. Euro berada di level terlemah dalam 20 tahun terakhir, poundsterling bahkan berada di rekor terlemah sepanjang sejarah.
Sementara itu dari Asia, yuan China ambruk 14% dan berada di level terlemah dalam 14 tahun terakhir. Kemudian rupee India merosot nyaris 10% dan menyentuh rekor terlemah sepanjang sejarah.
Dua negara tersebut merupakan konsumen terbesar emas di dunia. Ketika nilai mata uangnya merosot maka harga emas yang dibanderol dengan dolar AS akan menjadi lebih mahal.
Hal yang sama juga terjadi di negara-negara lain. Alhasil permintaan emas menjadi menurun.
Harga emas pun babak belur.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Tak Sekedar Resesi, Ekonomi Dunia Perlu Amburadul Buat Kerek Harga Emas
"harga" - Google Berita
September 30, 2022 at 08:25AM
https://ift.tt/CXYdVjB
Resesi Tak Cukup, Dunia Perlu Amburadul Buat Kerek Harga Emas - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/ag3Kc2E
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Resesi Tak Cukup, Dunia Perlu Amburadul Buat Kerek Harga Emas - CNBC Indonesia"
Posting Komentar