TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur mengatakan ada kenaikan harga beras setelah pemerintah pusat menaikkan harga BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi. "Bisa naik per kilonya sampai Rp 400," tutur Feri, 61, tahun, saat diwawancarai pada Rabu, 21 September 2022.
Feri mengatakan harga beras sebelum kenaikan harga BBM masih di harga Rp 9 ribu per kilogram, kini harganya naik menjadi Rp 9.400 per kilogram. Kenaikan harga beras di Pasar Induk Cipinang juga tergantung pada masing-masing jenisnya. "Kalau (jenis) pandan wangi (naik) lebih banyak, pandan wangi dari Rp 14 ribu jadi Rp 15 ribu sekarang," ungkapnya.
Sebelumnya, pemerintah resmi menaikkan harga BBM pada 3 September 2022. Kebijakan tersebut membuat harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, lalu solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, sementara Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Kenaikan harga BBM dinilai sangat berdampak pada seluruh aspek, termasuk harga pasar. Feri mengatakan ada penurunan daya beli masyarakat di Pasar Induk Cipinang karena adanya bantuan beras dari pemerintah yang disalurkan untuk warga. "Ada dampak pasti, sebenarnya ada, kan, dari program pemerintah ada bantuan pemerintah itu," ucap dia.
Feri menuturkan pasokan beras yang masuk pada hari itu menurun. Harga gabah menjadi salah satu penyebab menurunnya pasokan beras ke Pasar Induk Cipinang. "Hari ini agak kurang, senin lebih banyak. Jadi harga gabah tidak sesuai dengan keluarnya berapa, jadi kalau mereka rugi gak bawa ke induk," katanya.
Meski pasokan menurun, Feri mengatakan bahwa stok beras di toko miliknya masih aman. Ia mengungkap beras-beras yang masuk berasal dari wilayah Karawang, Bandung, dan Solo. "Kalau stok aman terus, ada barang," tuturnya.
Pedagang Pasar Rawamangun: Tiap Hari Nombok
Pedagang di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, mengeluhkan kenaikan harga BBM yang membuat harga pasar yang tidak stabil membuat modal yang harus dikeluarkan bertambah.
"Istilahnya tuh, belanja sekian, penjualan sekian. Ntar naik lagi, belanjanya susah lagi. Nombok lagi, tiap hari nombok. Karena gak stabil harganya sih naik turun, jadi susah buat nyari keuntungan sehari-hari," ujar Walam (61), pedagang di Pasar Rawamangun, Selasa, 13 September 2022.
Walam mengatakan, baik pembeli maupun pedagang merasa kesulitan karena kenaikan harga bahan kebutuhan pokok setelah BBM naik. Mereka mengeluhkan harga barang yang ikut naik.
"Pembeli sama aja, ngeluh semua. Pembeli sama pedagang juga susah," ujarnya.
Pedagang bahan pangan lain di Pasar Rawamangun, Romjana (46) mengatakan pembeli berkurang setelah harga BBM naik. "Pembeli menurun banyak keluhan, aturan lebihnya sekian jadi berkurang," ujarnya.
Meski penghasilan turun, Romjana mengklaim tidak bisa menaikkan harga bahan pangan. Alasannya dia tak ingin para pembeli bertambah susah karena kenaikan harga BBM ini. "Katanya cuma pas buat makan aja, gak ada lebih. Kita jadi gak enak, kita juga ngambil untung banyak gak enak," kata pedagang itu.
Harga Bahan Kebutuhan Pokok Terdampak Kenaikan BBM
Harga sejumlah kebutuhan pokok mulai terdampak kenaikan harga BBM. Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) Reynaldi Sarijowan meminta pemerintah turut menanggung beban ongkos distribusi yang bertambah. "Pemerintah harus ikut mengintervensi subsidi distribusi ini,” ujarnya, 5 September lalu.
Reynaldi menyatakan harus ada subsidi distribusi harga agar beban distribusi tidak hanya ditanggung produsen atau pedagang.
Harga komoditas di tingkat pasar mulai terkerek. Reynaldi mencatat, harga cabai rawit merah menyentuh Rp 63.500 per kilogram. Kemudian, harga cabai keriting Rp 79 ribu per kilogram dan cabai rawit hijau Rp 54 ribu per kilogram.
Harga daging ayam boiler juga naik menjadi Rp 39.500 per kilogram, bawang merah Rp 40 ribu per kilogram, dan bawang putih Rp 33 ribu per kilogram. Sedangkan harga telur terjadi tren penurunan walau masih cukup tinggi, yakni Rp 29 ribu di tingkat konsumen.
“Untuk daging sapi juga masih bertengger di angka Rp 148 ribu hingga Rp 149 ribu per kilogram,” kata Reynaldi.
Sebelum kenaikan harga BBM, Reynaldi menyebut harga-harga sejumlah kebutuhan pun sudah di atas harga normal. Misalnya, harga telur yang sempat mencapai Rp 32 ribu per kilogram.
VANIA NOVIE ANDINI
"harga" - Google Berita
September 23, 2022 at 05:46AM
https://ift.tt/Pg10OBI
Harga BBM Naik, Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Ikut Naik - Metro Tempo
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/g4ZIrS8
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga BBM Naik, Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Ikut Naik - Metro Tempo"
Posting Komentar