Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melemah 0,60% pada pekan lalu. Namun, harga batu bara diperkirakan akan kembali kencang pada pekan ini karena melandainya produksi batu bara di China dan masih tingginya permintaan dari Eropa.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (16/9/2022), harga batu bara kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 428 per ton. Harganya melandai 2,28%.
Pelemahan batu bara sebesar 0,60% pada pekan lalu lebih rendah dibandingkan koreksi sebesar 2,34% pada pekan sebelumnya. Sepanjang pekan lalu, harga batu bara cenderung volatile di mana harganya menguat dalam dua hari perdagangan dan melemah dalam tiga hari perdagangan.
Dalam sebulan, harga batu bara masih menguat 0,62% sementara dalam setahun masih melesat 143,9%.
Analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi memperkirakan harga masih akan tinggi pekan depan. "Kami perkirakan minimal akan stay di US$ 430 per ton," tutur Zuhdi, kepada CNBC Indonesia.
Dia menambahkan pergerakan harga batu bara salah satunya disebabkan oleh persoalan gas di Uni Eropa.
"(Harga) Masih akan kuat karena penurunan produksi batu bara di China dan permintaan dari Uni Eropa pasca pemberhentian gas dari Rusia," imbuhnya.
Harga batu bara diperkirakan masih akan kencang karena persoalan gas di Eropa. Presiden Rusia Vladimir Putin kembali menegaskan sikapnya untuk memangkas pasokan gas ke Uni Eropa jika mereka belum mencabut sanksi terkait pipa Nord Stream 2.
"Jika (pemangkasan gas) itu sangat sulit bagi Anda, cabut saja sanksi pada Nord Stream 2. Tekan saja tombolnya dan semuanya akan berjalan," tutur Putin saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Shanghai di Uzbekistan, dikutip dari Reuters.
Jaringan Nord Stream bisa mengalirkan gas dengan volume 55 miliar meter kubik gas per tahun. Jaringan tersebut sejajar dengan Nord Stream 1 yang berada di dasar Laut Baltik.
Pembukaan Nord Stream 2 dibangun setahun lalu tetapi Jerman tidak melanjutkan pembangunan pada Februari 2022 atau beberapa hari sebelum Rusia menyerang Ukraina.
Pemangkasan pasokan gas melambungkan harga gas pada dua pekan lalu sehingga ikut membuat harga batu bara melonjak. Eropa sendiri tengah merumuskan sejumlah kebijakan untuk menekan harga gas, termasuk dengan melakukan pembatasan harga gas impor.
Jika Uni Eropa belum juga menyelesaikan persoalan pasokan gas maka harga gas dan batu bara masih berpotensi naik.
Harga batu bara juga diperkirakan masih kencang karena melandainya produksi batu bara di China. Produksi batu bara Negara Tirai Bambu pada Agustus 2022 mencapai 370 juta, naik 8,1% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Sepanjang Januari-Agustus 2022, produksi mencapai 2,93 miliar atau naik 11%. Impor si batu hitam ini turun 14,9% sebesar 167,98 juta ton.
Produksi batu bara pada Agustus tahun ini adalah yang terendah dalam tiga bulan terakhir. Sebagai catatan, China memproduksi batu bara sebanyak 372,66 juta ton pada Juli dan 379,31 juta ton pada Juni.
Melandainya produksi batu bara karena gangguan produksi di wilayah Zhanxi dan Inner Mongolia yang menyumbang 82,4% dari total produksi China. Produksi turun karena tingginya curah hujan pada pertengahan Agustus dan lonjakan kasus Covid-19.
China merupakan konsumen terbesar batu bara di China sehingga pasokan dalam negeri mereka akan sangat menentukan harga global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Gak Ada Matinya, Batu Bara Masih pepet US$ 400/Ton
(mae/vap)
"harga" - Google Berita
September 19, 2022 at 07:15AM
https://ift.tt/J2NSRQM
Nasib Eropa Digantung Putin, Harga Batu Bara Diramal Naik! - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/KuEMa8d
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Nasib Eropa Digantung Putin, Harga Batu Bara Diramal Naik! - CNBC Indonesia"
Posting Komentar