Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas masih betah di zona merah. Pada perdagangan Kamis (23/6/2022) pukul 15:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.833,88 per troy ons. Harga emas melemah 0,19%.
Harga emas sudah melemah sejak Jumat (17/6/2022) tetapi sempat menguat pada Selasa kemarin. Dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,3% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas melemah 1% sementara dalam setahun masih menguat 3,1%.
Michael McCarthy, analis dari Tiger Brokers, Australia, mengatakan pelemahan emas disebabkan pernyataan Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di depan senat Amerika Serikat (AS) yang menegaskan The Fed akan membawa inflasi ke level 2%.
Pernyataan Powell tersebut menjadi sinyal jika The Fed akan menjadi lebih agresif ke depan meskipun hal tersebut bisa berbalik pada pelemahan ekonomi Paman Sam.
Sikap The Fed yang lebih agresif menjadi kabar buruk buat pergerakan emas. Kenaikan suku bunga akan melambungkan dollar AS sehingga membuat harga emas makin mahal bagi investor.
Di depan senat AS, Powell juga menyampaikan adanya kemungkinan resesi. Isu resesi biasanya langsung mendorong pergerakan emas karena emas merupakan aset aman di tengah memburuknya ekonomi . Namun, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed lebih kencang daripada resesi.
"Pernyataan Powell menjadi reminder bahwa tekanan kepada emas masih akan terjadi dari faktor kenaikan suku bunga," tutur McCarthy, seperti dikutip Reuters.
Sebagai catatan, inflasi AS terbang 8,6% pada Mei tahun ini, yang menandai rekor tertinggi sejak Desember 1981.
Bank sentral AS sudah menaikkan suku bunga acuan mereka sebanyak tiga kali pada 2022 untuk meredam inflasi, termasuk kenaikan sebesar 75 bps pada pekan lalu. Namun, Powell mengakui jika inflasi masih terlalu tinggi dan perlu segera dijinakkan.
Pelemahan emas juga mengekor komoditas lain seperti minyak mentah. Harga minyak mentah Brent pada siang ini jatuh 1,8%. Rabu kemarin, harga minyak mentah Brent amblas 4,06% ke US$ 109,99 per barel sementara minyak Light NYMEX anjlok 5% ke US$ 104,3 per barel.
Harga minyak amblas karena ada kekhawatiran ekonomi global akan melambat sehingga permintaan akan minyak turun.
"Harga emas diperkirakan akan menurun seperti komoditas lain. Emas kemungkinan akan bergerak di bawah US% 1.800 per troy ons," tutur Michael Langford dari AirGuide.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Aelah... Baru Juga Naik, Harga Emas Sudah Turun Lagi!
(mae/mae)
"harga" - Google Berita
June 23, 2022 at 04:25PM
https://ift.tt/Q0D5mZM
Isu Resesi Tak Lagi Mempan Dorong Harga Emas, Kudu Piye? - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/tpH375E
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Isu Resesi Tak Lagi Mempan Dorong Harga Emas, Kudu Piye? - CNBC Indonesia"
Posting Komentar