Search

4 Hari Terjun Bebas, Harga Batu Bara Beri Sinyal Rebound nih! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah terjun bebas dalam perdagangan 4 hari beruntun harga batu bara akhirnya naik juga. Harga kontrak futures (berjangka) batu bara ICE Newcastle berakhir menguat 1,07% dibanding posisi penutupan sebelumnya. 

Harga batu bara sempat ambrol ke bawah US$ 80/ton atau tepatnya ke US$ 79,6/ton pada 3 Februari 2020. Ini menjadi harga batu bara terendah sejak 7 Januari 2021. Namun kemarin harga kontrak yang aktif ditransaksikan di bursa berjangka tersebut kembali tembus ke level US$ 80,45/ton. 

Harga si batu legam sudah menyentuh titik terendah (bottom) sehingga wajar jika menguat. Melihat tren historisnya harga batu bara akan melesat dan menyentuh rekor tertinggi barunya setelah drop signifikan.


Harga sempat ke US$ 91/ton dan menjadi harga tertinggi untuk tahun ini. Prospek batu bara yang lebih positif di tahun 2021 membuka peluang harga untuk naik ke US$ 100/ton. Namun tetap harus melewati level psikologis US$ 95/ton terlebih dahulu.

Harga batu bara mulai tertekan hebat sejak kuartal terakhir tahun 2018. Tren koreksi terus terjadi hingga tahun 2019. Harga semakin ambrol ketika pandemi Covid-19 merebak di tahun 2020. 

Bahkan harga kontrak batu bara ICE Newcastle sempat jatuh ke bawah US$ 50/ton. Baru setelah itu harga batu bara uptrend karena ada perbaikan dari sisi fundamentalnya terutama ditopang oleh geliat ekonomi China sebagai konsumen batu bara terbesar dunia.

Penurunan harga batu bara Newcastle mengekor anjloknya harga batu bara termal domestik China Qinhuangdao. Akhir pekan lalu harga batu bara acuan China ini anjlok 14%. Untuk satu ton batu bara termal lokal China ini dipatok di RMB 768/ton.

Kendati anjlok, harga batu bara acuan China masih jauh lebih tinggi dibanding harga yang ditargetkan oleh pemerintah. Di China ada yang namanya zona hijau. Pemerintah menarget harga batu bara domestiknya terutama untuk yang berjenis termal di kisaran RMB 500 - 570 per ton.

Itu artinya ada selisih sekitar hampir RMB 200/ton atau hampir setara dengan US$ 31/dolar dari batas wajar tertinggi harga komoditas energi primer ini. Selisih (spread) harga batu bara Australia dan China pun menyempit. Namun tetap saja selisihnya masih di atas rata sejak hampir 10 tahun terakhir.

Harga batu bara mengalami apresiasi seiring dengan prospek perekonomian di tahun 2021 yang membaik terutama di China. Kenaikan permintaan batu bara China tidak bisa dipenuhi dengan pasokan domestik karena memang tidak mencukupi.

Cuaca ekstrem dan kebutuhan listrik yang meningkat membuat permintaan impor batu bara Negeri Panda mengalami kenaikan. Melansir Reuters, impor batu bara China di bulan Januari 2021 diperkirakan tembus 20,75 juta ton atau naik dari bulan Desember dan November tahun lalu yang masing-masing hanya 18,74 juta ton dan 10,21 juta ton.

Selain peningkatan permintaan batu bara China, harga gas alam cair (LNG) yang juga merupakan produk substitusi batu bara melesat tajam. Hal ini membuat para konsumen dan pengguna batu bara terutama perusahaan pembangkit listrik cenderung beralih menggunakan batu bara karena lebih murah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



"harga" - Google Berita
February 05, 2021 at 09:28AM
https://ift.tt/39PikXZ

4 Hari Terjun Bebas, Harga Batu Bara Beri Sinyal Rebound nih! - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "4 Hari Terjun Bebas, Harga Batu Bara Beri Sinyal Rebound nih! - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.