Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara turun setelah berlari kencang sejak awal pekan. Pada perdagangan Kamis (19/5/2022), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak Juni ditutup di level US$ 403,75 per ton. Melemah 0,8% dibandingkan dengan penutupan pada hari sebelumnya.
Menurunnya harga batu bara ini adalah yang pertama kalinya sepanjang pekan ini. Sejak Senin (16/5/2022), harga batu bara terbang bahkan kembali menembus US$ 400 per ton sejak Rabu (18/5/2022) dan menyentuh catatan tertingginya selama dua bulan terakhir.
Meskipun merosot kemarin, harga batu bara masih berada di atas US$ 400 atau masih berkutat di level tertingginya sejak 9 Maret 2022.
Secara keseluruhan, dalam sepekan, harga batu bara menguat 11,6% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas hitam juga masih melesat 16,8% dan dalam setahun melonjak 294,3%.
Pelemahan harga batu bara di antaranya disebabkan harganya yang sudah sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir serta proyeksi melemahnya perekonomian China.
Goldman Sachs merevisi perkiraan mereka untuk produk domestik bruto (PDB) China menjadi 4% untuk tahun 2022 dari proyeksi sebelumnya 4,5%.
Ekonomi hanya mampu tumbuh 4,8% selama kuartal I-2022. Penjualan ritel turun 11,1% (year on year/yoy) pada April 2022. Selanjutnya produksi industri turun 2,9%. Khusus dalam sektor manufaktur, ada penurunan 4,6% yang dipengaruhi anjloknya penjualan otomotif dan peralatan.
Perdagangan ritel China jatuh ke zona negatif, tepatnya minus 11,1% yoy pada April 2022 setelah terkontraksi 3,5% di Maret 2022. Penurunan ini jadi dua bulan beruntun dan paling tajam sejak Maret 2020.
Sebagai negara dengan salah satu pusat pertumbuhan global, melemahnya perekonomian China akan mempengaruhi banyak negara dan sektor termasuk batu bara.
Dengan penyerapan hingga 4 miliar ton per tahun, China merupakan konsumen terbesar batu bara di dunia. Pelemahan permintaan dari China akan berdampak kepada pasokan dan harga batu bara.
Mulai meredanya harga batu bara juga disebabkan harganya yang sudah sangat tinggi. Harga batu bara melesat sejak pertengahan Mei. Lonjakan harga terutama dipicu oleh krisis listrik di India serta langkah Jepang dan negara Uni Eropa yang bergerak cepat untuk mengamankan pasokan.
Komisi Uni Eropa, Selasa (17/5/2022), sepakat untuk menghilangkan ketergantungan suplai energi dari Rusia pada tahun 2027 serta mempercepat upaya pengalihan energi ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Namun, dengan menghilangkan ketergantungan energi fosil dari Rusia berarti juga mereka harus meningkatkan kapasitas pembangkit batu bara mereka dalam jangka pendek.
"Pasar kini mencermati apakah pembeli dari India akan terus melanjutkan pembelian dengan harga yang lebih tinggi dari sekarang. Mereka juga menunggu pembeli China yang absen dalam beberapa waktu terakhir karena pembeli China bisa membuat harga berubah jauh," tutur S&P dalam S&P Global Commodity Insights' Market Movers Asia.
S&P Global menjelaskan pembeli China absen beberapa waktu terakhir karena pasokan memadai di Negara Tirai Bambu. Produksi batu bara harian di China pada April 2022 mencapai 12,09 juta ton per hari, naik 11% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Secara kumulatif, produksi batu bara China selama periode Januari-April 2022 tercatat 1,45 miliar ton, lebih tinggi 11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Tancap Gas, Harga Batu Bara Kembali Melesat 8%
(mae/vap)
"harga" - Google Berita
May 20, 2022 at 07:10AM
https://ift.tt/VU7v4M3
Mulai Mendingin, Harga Batu Bara Turun Hampir 1% - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/oAPJbqW
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mulai Mendingin, Harga Batu Bara Turun Hampir 1% - CNBC Indonesia"
Posting Komentar