Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas terus berada dalam tren volatile. Pada perdagangan Rabu (18/5/2022) pukul 15:06 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.815,99 per troy ons. Menguat tipis 0,07%.
Sejak pekan lalu, harga emas bergerak naik turun meskipun lebih banyak berada dalam zona negatif. Emas biasanya melemah di perdagangan pagi sebelum menguat di perdagangan siang.
Dalam sepekan, harga emas masih melemah 0,31% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga melemah 6,86% sementara dalam setahun longsor 2,87%.
Masih labilnya harga emas dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti tarik menarik antara pengaruh inflasi, dollar Amerika Serikat (AS), yield surat utang pemerintah AS, serta situasi perang Rusia-Ukraina. Menguatnya harga emas sore ini dipengaruhi oleh pelemahan yield surat utang pemerintah AS. Yield untuk surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun turun 1,04% menjadi 2,96% dari sebelumnya 2,99%.
Yield yang terus meningkat akan mengurangi daya tarik emas karena emas tidak menawarkan imbal hasil. Sebaliknya, yield yang melemah akan membantu pergerakan emas. Situasi perang Rusia-Ukraina juga belum membaik bahkan pembicaraan damai kedua negara menguap.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dukungan Barat terhadap Ukraina telah memperkeruh proses perundingan. Dia menambahkan tidak yakin bakal mencapai kesepakatan apapun apabila perundingan hanya fokus pada apa yang ada di pikiran pihak Barat dan bukan kejadian sesungguhnya di Ukraina.
Ukraina dan Rusia telah mengadakan pembicaraan damai sejak akhir Februari 2022, hanya beberapa hari setelah Rusia menyerang, tetangganya tersebut. Namun, ada sedikit komunikasi di antara mereka dalam beberapa pekan terakhir.
Navneet Damani dari Motilal Oswal Financial Services mengatakan harga emas masih bertahan di atas US$ 1.800 di tengah berbagai gempuran faktor negatif yang menghambat pergerakannya. Kondisi tersebut membuktikan bahwa emas masih dicari.
"Meskipun harga emas mengalami tekanan kuat, emas masih mampu bergerak di atas level US$ 1.800. Namun, emas bisa bergerak melemah ke kisaran US$ 1.775-1.840 jika data-data inflasi di Inggris dan negara lain melonjak," tutur Navneet, seperti dikutip Financialexpress.com.
Ilya Spivak dari DailyFX mengingatkan pergerakan emas masih terancam melemah, terutama melihat ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan suku bunga acuan The Fed secara agresif.
Terlebih, Chairman The Fed Jerome Powell, Selasa (17/5), kembali menegaskan komitmennya untuk menekan inflasi yang terus melonjak. Inflasi AS menembus 8,3% (year on year/YoY) di April 2022. Level tersebut memang lebih rendah dibandingkan Maret 2022 (8,5%) tetapi tetap masih berkutat di kisaran tertingginya selama 40 tahun terakhir.
"Pergerakan emas saat ini sangat dipengaruhi oleh suku bunga AS dan outlook kebijakan moneter di tingkat global, termasuk The Fed," tutur Ilya, kepada Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Harga Emas Masih Lemas...
(mae/mae)
"harga" - Google Berita
May 18, 2022 at 05:20PM
https://ift.tt/mtPqrax
Masih Ababil, Harga Emas Kembali Naik Meski Tipis - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/GDQFRvZ
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Masih Ababil, Harga Emas Kembali Naik Meski Tipis - CNBC Indonesia"
Posting Komentar