Search

Tiba-tiba Harga Emas Dunia Ogah Gerak, Ini toh Penyebabnya! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas cenderung stagnan beberapa hari terakhir. Fokus pelaku pasar kini beralih pada rapat komite pengambil kebijakan The Fed (FOMC). Baik investor maupun trader menyorot apa yang akan dilakukan bank sentral AS di tengah kenaikan imbal hasil (yield) surat utang tenor panjang di pasar sekunder.

Pada perdagangan pagi hari ini, Rabu (17/3/2021), harga emas di arena pasar spot cenderung flat. Emas hanya menguat tipis 0,02% ke US$ 1.731,28/troy ons. Posisi emas pagi ini tidak berbeda jauh dari penutupan perdagangan kemarin. 


Di saat yang sama yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun kembali naik ke atas 1,6%. Ekspektasi pemulihan ekonomi dan kenaikan inflasi turut mendorong peningkatan yield.

Sebagai catatan inflasi di AS saat ini sudah berada di kisaran 1,7%, atau jauh melambung dari posisi April tahun lalu yang berada di angka 0,1% karena efek pandemi Covid-19 yang memberikan pukulan bagi perekonomian. 

Kenaikan yield membuat opportunity cost memegang emas sebagai aset tak berimbal hasil menjadi naik. Banyak investor dan fund manager yang mulai melepas kepemilikan emas di bursa berjangka. 

Mereka mulai mengurangi posisi beli (long) dan beralih ke posisi jual (short) kontrak emas. Kendati secara neto masih dalam posisi long, tetapi jumlah kontrak net long-nya menurun. 

Laporan dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) menunjukkan bahwa para pengelola dana mulai menurunkan posisi beli (long) spekulatif mereka di emas berjangka Comex sebesar 10.385 kontrak menjadi 96.223.

Di saat yang sama, posisi jual (short) naik 6.145 kontrak menjadi 66.793. Posisi beli bersih (net long) emas turun menjadi 29.430 kontrak atau anjlok hampir 36% dari minggu sebelumnya. Selama periode tersebut harga emas turun ke level terendah 10 bulan di bawah US$ 1.700/troy ons.

Kini pasar menunggu sinyal dari hasil kebijakan FOMC yang menggelar rapat hari ini. The Fed dinilai masih akan mempertahankan stance dovish. Pasar juga menanti proyeksi inflasi yang akan dikeluarkan oleh bank sentral Negeri Adikuasa tersebut. 

"Pasar akan sangat mudah terpengaruh oleh kata-kata yang ada," tutur Rick Rieder, Direktur Investasi Pasar Surat Utang BlackRock, sebagaimana dikutip CNBC International. "Jika dia tak berkata apa-apa, pasar akan terpengaruh. Jika dia banyak bicara, maka pasar akan tergerak."

Ke depan emas masih menghadapi tantangan yang besar. Prospek ekonomi AS yang membaik dinilai bakal menjadi ancaman terbesar untuk harga emas. Hal ini disampaikan oleh Joe Foster selaku manajer portfolio di VanEck Gold Strategy.

Dalam sebuah laporan Foster menulis bahwa harga emas cenderung mengecewakan sejak bulan November tahun lalu kala berita positif tentang perkembangan vaksin Covid-19 membuat optimisme pelaku pasar membuncah. Investor, trader dan spekulan mulai melihat titik terang bahwa pandemi akan segera bisa ditaklukkan.

Namun masih ada satu katalis positif yang bisa membuat harga emas menguat lagi. Ekspektasi inflasi yang berlebihan adalah pemicunya. Ketika ekonomi bangkit dan likuiditas melimpah maka ada ancaman inflasi.

Berbeda dengan mata uang fiat yang bisa dicetak kapanpun serta berapapun, emas cenderung memiliki pasokan yang terbatas dan relatif stabil. Hal inilah yang membuat investor menggunakan emas untuk lindung nilai (hedging), salah satunya adalah terhadap inflasi yang tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



"harga" - Google Berita
March 17, 2021 at 09:18AM
https://ift.tt/3eMorip

Tiba-tiba Harga Emas Dunia Ogah Gerak, Ini toh Penyebabnya! - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tiba-tiba Harga Emas Dunia Ogah Gerak, Ini toh Penyebabnya! - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.