Search

Mohon Maaf! Harga Batu Bara Bersiap Ambles Usai ke Puncak - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara sepertinya sudah mencapai 'puncak' dan bersiap untuk menghadapi koreksi. Pelaku pasar harus mulai bersiap dengan volatilitas yang tinggi. 

Pada perdagangan kemarin, harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal ICE Newcastle ditutup turun 0,28% ke US$ 87,95/ton. Sebelumnya harga kontrak yang aktif diperjualbelikan itu sempat menyentuh US$ 88,2/ton.


Hingga kuartal pertama tahun ini, harga si batu hitam masih relatif lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Setelah tertekan habis-habisan, harga batu bara bangkit. 

Kenaikan harga batu bara terutama di bursa berjangka juga dipengaruhi oleh sentimen di pasar keuangan. Apabila melihat tren harga-harga komoditas cenderung menguat pasca krisis ekonomi terjadi. 

Hal ini disebabkan karena saat krisis permintaan terhadap komoditas melambat dan bahkan anjlok. Apalagi untuk komoditas energi primer seperti minyak, gas dan batu bara yang menjadi input untuk berbagai aktivitas perekonomian. 

Saat krisis pemerintah mengeluarkan amunisi berupa stimulus fiskal untuk mengerek naik permintaan dan bank sentral menempuh kebijakan moneter akomodatif lewat jalur penurunan suku bunga maupun pelonggaran likuiditas sehingga bisa mendukung kebijakan fiskal tadi. 

Kedua amunisi tersebut diharapkan bakal menjadi katalis positif untuk perekonomian. Ketika perekonomian bangkit kembali, maka hal yang sama juga terjadi pada permintaan energi.

Inilah yang menyebabkan harga komoditas biasanya naik. Apalagi saat harga cenderung tertekan di masa krisis biasanya para produsen baik penambang maupun petani cenderung menurunkan produksinya. Sehingga keterbatasan pasokan di tengah kenaikan permintaan juga semakin membuat harga naik. 

Di sisi lain kebijakan makro yang akomodatif juga menimbulkan ekspektasi kenaikan inflasi. Secara teoritis inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa atau dalam sudut pandang ekonom lebih sering disebut dengan devaluasi mata uang. 

Inflasi yang tinggi cenderung destruktif karena bisa menurunkan kekayaan bagi para pemegang uang tunai. Oleh karena itu pelaku pasar biasanya mencari aset lindung nilai yang bisa digunakan untuk memitigasi risiko inflasi yang tinggi. 

Berbeda dengan mata uang fiat yang bisa dicetak kapanpun dan dalam jumlah berapapun oleh bank sentral, komoditas adalah aset yang pasokannya relatif lebih stabil. Di tengah tingginya likuiditas di pasar keuangan global, banyak pihak yang membeli kontrak komoditas sebagai salah satu alternatif hedging.

Adanya inflow ke aset-aset atau kontrak yang berbasis kontrak ini juga turut membentuk harga di pasar. 

Bagi komoditas sekelas batu bara, fokusnya ada di Asia Pasifik. Wilayah ini selain menjadi konsumen batu bara terbesar juga menjadi produsen terbesarnya pula. China dan India menjadi dua raksasa yang paling banyak menggunakan bahan bakar fosil ini. 

Perekonomian China yang kian ekspansif membuat prospek permintaan batu bara untuk pembangkit listrik dan industrinya meningkat. Apalagi China sudah melakukan relaksasi kebijakan impornya. 

Namun mulai berakhirnya musim dingin juga patut diwaspadai karena bisa memperlambat permintaan. Lagipula China juga biasanya mulai kembali mengetatkan kebijakan impor batu baranya jelang akhir tahun. Untuk sementara waktu harga batu bara masih akan volatil.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



"harga" - Google Berita
March 17, 2021 at 09:33AM
https://ift.tt/2P5l1g8

Mohon Maaf! Harga Batu Bara Bersiap Ambles Usai ke Puncak - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mohon Maaf! Harga Batu Bara Bersiap Ambles Usai ke Puncak - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.