Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Malaysia mengalami kenaikan tipis pada perdagangan intraday hari ini, Kamis (25/3/2021). Walaupun hanya tingkat apresiasinya kecil, harga CPO tetap kuat di rentang tertingginya dalam 10 tahun terakhir.
Harga kontrak futures (berjangka) CPO pengiriman Juni 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange menguat RM 7 atau 0,18% dibanding posisi penutupan kemarin ke RM 3.930/ton.
Produksi minyak sawit diproyeksikan menyusut antara 20% - 25% dalam lima sampai 10 tahun terutama dikarenakan oleh siklus cuaca, kebijakan perdagangan China dan pandemi Covid-19.
Direktur eksekutif ISTA Mielke GmbH (Oil World) Thomas Mielke mengatakan potensi pembatasan ekspor oleh beberapa negara untuk menurunkan inflasi pangan dapat membuat produsen enggan meningkatkan produksi.
Kekurangan tenaga kerja dan kerugian produksi adalah kendala utama di banyak perkebunan terutama di Malaysia di mana tenaga kerjanya berasal dari asing. Saat pandemi Covid-19 pembatasan mobilitas membuat tenaga kerja menjadi langka.
Faktor lain termasuk berkurangnya pupuk, penuaan tanaman dan kurangnya kegiatan penanaman kembali. Hal tersebut disampaikan oleh Mielke dalam acara virtual Palm and Lauric Oils Price Outlook Conference 2021 kemarin sebagaimana diwartakan Reuters.
Ia memperkirakan harga CPO akan tetap tinggi dan di atas rata-rata sepanjang tahun. Namun akan melemah jika produksi global 10 minyak sayur lain rebound tahun ini dan tahun depan.
Hal ini dilakukan dengan asumsi penanaman lebih tinggi, cuaca normal hingga menguntungkan, dan surplus produksi global. Dia mengatakan produksi minyak sawit, yang turun drastis tahun lalu, menunjukkan pemulihan terbatas tahun ini dan tidak dapat meningkat jika kekurangan tenaga kerja tidak diatasi.
Minyak sawit menjadi minyak nabati terpenting meski hanya mencakup delapan persen dari total budidaya minyak nabati yang ditanam. Produksi minyak sawit kehilangan momentum pertumbuhannya.
Setelah anjlok, pemulihan musim ini tidak akan mengembalikannya ke level dua tahun lalu. Ini belum pernah terjadi sebelumnya karena pertumbuhannya jauh lebih kecil dari yang diperkirakan.
Produksi minyak sawit dunia kemungkinan akan tumbuh sebesar 3,2 juta ton pada bulan September atau Oktober. Indonesia kemungkinan akan menambah kapasitas produksi sebesar 3,3 juta ton sementara Malaysia mungkin akan menguranginya sebesar 0,5 juta ton.
Namun dalam acara yang sama, persediaan minyak sawit Indonesia pada akhir 2021 diperkirakan turun hampir setengah menjadi 2,67 juta ton dari 4,87 juta ton tahun lalu. Ini disampaikan oleh langsung oleh perwakilan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
"Total permintaan ekspor dan konsumsi domestik pada tahun 2021 diperkirakan akan meningkat 9% dari tahun sebelumnya menjadi 56 juta ton, sementara produksi akan meningkat 4% menjadi 49 juta ton," kata Togar Sitanggang, wakil ketua GAPKI.
Kenaikan harga CPO akan cenderung menguntungkan para produsen dan emiten yang bergerak di sektor ini. Kenaikan rata-rata harga jual berpotensi memicu kenaikan signifikan top line perusahaan apabila diimbangi dengan kenaikan volume penjualan.
Melesatnya harga CPO juga menjadi katalis positif harga saham emiten CPO. Kendati secara statistik korelasinya rendah tetapi pola pergerakan yang searah sudah cukup untuk menunjukkan bahwa harga CPO bisa menjadi proxy pergerakan harga sahamnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(twg/twg)
"harga" - Google Berita
March 25, 2021 at 10:58AM
https://ift.tt/3lMOuHT
Perhatian! Harga CPO Diramal Bakal Tetap Uptrend Gaes Market - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perhatian! Harga CPO Diramal Bakal Tetap Uptrend Gaes Market - CNBC Indonesia"
Posting Komentar