INILAHCOM, Jakarta - Jakarta Fair telah melalui perjalanan panjangnya hingga kini telah sampai pada usianya yang ke-50. Cerita keemasan Jakarta Fair dimulai sejak penyelenggaraan pertamanya 5 Juni hingga 20 Juli 1968.
Sejak saat itu pula, secara resmi Pemerintah DKI Jakarta menetapkan Perda no.8 tahun 1968 yang menjadikan Jakarta Fair sebagai agenda tetap tahunan yang diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta. Sampai saat ini, Jakarta Fair telah sukses menunjukan eksistensinya, dengan menjelma menjadi salah satu ajang pameran modern terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
Cerita kesuksesan ini pun bermula dari sebuah gagasan Syamsudin Mangan, yang kala itu menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Dirinya disebut-sebut sebagai seorang pahlawan dari terciptanya event tahunan spektakuler Jakarta yang pertama, yaitu Djakarta Fair (DF). Lelaki yang juga memiliki sapaan Haji Mangan ini memiliki cita-cita agar Jakarta bisa memiliki ajang pameran besar yang kontinyu, seperti halnya di Amerika dan sejumlah negara-negara besar lainnya.
Tak hanya sampaikan gagasan, Haji Mangan pun ditunjuk dan turun langsung mengetuai gelaran Djakarta Fair yang pertama. Hanya saja dirinya tak mampu menuntaskan gelaran Djakarta Fair perdananya karena meninggal dunia. Posisi Haji Mangan pun lantas digantikan oleh Brigjen Usmar Ismail.Meski begitu, gelaran perdana ini pun tetap menunjukan hasil yang positif. Tak tanggung-tanggung, pada gelaran perdananya Djakarta Fair 1968 pun sukses dipenuhi oleh pengunjung dengan jumlah mencapai 1,4 juta orang.
Lahirnya Djakarta Fair pun tidak terlepas dari peran serta Gubernur DKI Jakarta kala itu, yaitu Bang Ali Sadikin. Gagasan yang dimiliki oleh Haji Mangan, nyatanya sejalan dengan gagasan yang dimiliki oleh Bang Ali, sehingga hal ini pun mendapatkan sambutan yang baik dari Pemerintah DKI Jakarta. Sebelumnya Bang Ali disebut-sebut juga memiliki gagasan untuk kembali menghidupkan gairah pasar malam, yang menyajikan hiburan murah untuk warga Jakarta dan dapat menjadi sarana promosi industri dalam negeri.
Keberadaan Djakarta Fair kala itu, diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pendapatan baru untuk DKI Jakarta. Hal ini karena dengan adanya event ini maka dapat mendorong dan memberikan kesempatan promosi bagi usaha-usaha perdagangan, perindustrian, hingga tak terkecuali bagi kerajinan rakyat. Tidak hanya itu, keberadaan Djakarta Fair pun nyatanya turut mendorong kreasi seni dan budaya, serta mendorong industri pariwisata Kota Jakarta. Salah satu yang terpenting, Djakarta Fair bisa menjadi ajang pesta rakyat guna memberikan rekreasi dan hiburan kepada masyarakat.
Pada tahun 1969, Djakarta Fair sempat memecahkan rekor penyelenggaraan event terlama kala itu, yaitu selama 71 hari. Pada tahun itu, dikabarkan Presiden Amerika Serikat kala itu, Richard Nixon, pun turut menghadiri Djakarta Fair disaat lawatannya ke Indonesia.
Tahun ke tahun berjalan, penyelanggaraan Jakarta Fair pun berkembang pesat, baik itu dari sisi pengunjung maupun dari peserta yang mengikuti. Penyelenggaraan Jakarta Fair di kawasan Monas pun berlangsung hingga tahun 1992. Selanjutnya, Jakarta Fair pun mulai menempati areal yang lebih luas dengan dipindahkan ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
Akhir Gelaran ke-50
Kini Jakarta Fair Kemayoran pun telah menyelesaikan gelarannya yang ke-50 untuk terus menghidupkan cita-cita penggagas terdahulunya. Event pameran akbar ini telah berhasil digelar dengan meriah selama 39 hari pelaksanaannya. Event yang diikuti oleh lebih dari 2 ribu perusahaan peserta yang memamerkan berbagai produk unggulan dengan harga diskon khusus ini, kembali dihadiri oleh jutaan pengunjung yang datang dari dalam maupun luar DKI Jakarta.
Seperti yang disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat, penyelenggaraan Jakarta Fair memang merupakan salah satu bentuk perwujudan cita-cita besar para pendiri bangsa ini. Cita-cita tentang membangun indonesia dengan prinsip Indonesia negara yang mampu berdaulat dan mewujudkan Berdikari dalam bidang ekonomi.
"Jakarta Fair yang ke-50 tahun menjadi satu momentum bagi kita semua untuk mewujudkan cita-cita itu," papar Djarot dalam sambutannya saat meresmikan pembukaan Jakarta Fair Kemayoran.
Tak hanya itu, kehadiran pameran akbar Jakarta Fair ini pun dapat membangkitkan gairah industri dan roda perekonomian dalam negeri. Melalui Jakarta Fair, diharapkan ajang pameran ini menjadi media untuk dapat menampilkan produk-produk terbaik yang dimiliki oleh Indonesia.
Gelaran Jakarta Fair yang ke-50 pun kini telah sampai pada ujung ceritanya. Meski begitu, perjalanan Jakarta Fair Kemayoran pun tak lantas berhenti disini. Tahun depan, tentunya Jakarta Fair akan terus mengukirkan ceritanya dengan menjadi salah satu ajang pameran terbesar yang dimiliki oleh DKI Jakarta, bahkan indonesia.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Akhir 50 Tahun Jakarta Fair Kemayoran, Terimakasih"
Posting Komentar