Search

Harga Batu Bara Naik 1,8%, Eits Tunggu Dulu Ada Tapinya! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara untuk kontrak yang aktif ditransaksikan sempat jatuh ke bawah US$ 50/ton. Namun pada penutupan perdagangan kemarin, harga batu legam berbalik arah.

Selasa (8/9/2020), harga batu bara termal untuk kontrak acuan Newcastle naik 1,8% ke US$ 50,8/ton dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di US$ 49,9/ton.


Melesatnya harga komoditas unggulan RI dan Australia ini tak serta merta mencerminkan adanya perbaikan permintaan. Kenaikan harga terjadi karena harga untuk kontrak futures-nya sudah menembus level support kuat di US$ 50/ton sehingga harga mulai memantul ke atas.

Hanya saja fundamental pasar batu bara masih lemah. Hal ini dibuktikan dengan demand di kawasan Asia terhadap batu bara lintas laut (seaborne) lesu di sepanjang tahun ini.

Reuters melaporkan impor batu bara China turun ke level terendah dalam delapan bulan terakhir menjadi 20,66 juta ton pada Agustus. Menurut data bea cukai, volume impor turun 20,8% dari 26,1 juta Juli dan 33% di bawah level yang tercatat pada Agustus tahun lalu.

Anjloknya impor batu bara Agustus menyebabkan penurunan pertumbuhan impor sebesar 0,2% (yoy) dalam delapan bulan pertama tahun ini dari periode yang sama pada 2019.

Kurangnya pertumbuhan dalam impor batu bara China pada periode Januari hingga Agustus kontras dengan kenaikan impor minyak mentah sebesar 12,1%, bijih besi yang naik 11,8%, dan tembaga yang naik sebesar 34%.

Rendahnya impor batu bara yang terjadi pada bulan Agustus diperkirakan karena pelaku pasar telah mengantisipasi upaya tidak resmi Beijing untuk membatasi impor guna menjaga harga domestik pada kisaran harga yang mendukung penambang, tetapi tidak menimbulkan biaya bagi pembangkit listrik atau pengguna industri, seperti pabrik baja, naik terlalu tinggi.

Berdasarkan data Refinitiv Coal Flows, stok batu bara di pelabuhan utama China Qinhuangdao mulai turun dalam dua pekan terakhir bulan Agustus menjadi 4,81 juta ton hingga 28 Agustus 2020.

Meski stok mengalami penurunan, tetapi mengacu pada data Refinitiv Hidro Model menunjukkan bahwa penggunaan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik untuk bulan Agustus, September dan Oktober akan lebih banyak digantikan dengan pembangkit listrik tenaga air.

Lagi pula harga batu bara domestik China dengan nilai kalori 5.500 Kcal/kg yang turun ke RMB 555/ton atau US$ 81,19/ton membuat China kemungkinan besar masih akan menerapkan kebijakan kuota impor batu baranya untuk mendongkrak permintaan domestik.

Harga batu bara domestik China memang turun. Namun harga saat ini masih berada di 'zona hijau' pada rentang RMB 500 - RMB 570 per ton. Zona hijau merupakan suatu istilah target informal rentang harga batu bara yang ditetapkan oleh otoritas terkait untuk menjaga profitabilitas produsen batu bara dan perusahaan utilitas.

Penurunan impor batu bara dari China ini tentu jadi masalah bagi eksportir batu bara utama, seperti Indonesia dan Australia. Penurunan permintaan dari importir utama China membuat harga batu bara menjadi bearish.

Total impor batu bara Asia dari pasar lintas laut telah merosot tahun ini di tengah dampak ekonomi dari lockdown di banyak negara untuk mengatasi pandemi virus corona baru penyebab Covid-19. 

Dalam delapan bulan pertama tahun ini, impor batu bara seaborne Asia mencapai 612,82 juta ton, turun 7,1% dari periode yang sama tahun lalu apabila mengacu pada data pelacakan kapal dan pelabuhan yang dikumpulkan oleh Refinitiv.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



"harga" - Google Berita
September 09, 2020 at 09:38AM
https://ift.tt/2FbKboz

Harga Batu Bara Naik 1,8%, Eits Tunggu Dulu Ada Tapinya! - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Batu Bara Naik 1,8%, Eits Tunggu Dulu Ada Tapinya! - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.