Search

Harga CPO kok Mulai Loyo, Pertanda Apa Ini? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Masuk kontrak baru harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tergelincir pada perdagangan hari ini, Selasa (19/1/2021). Kontrak futures (berjangka) yang aktif ditransaksikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange tersebut turun 0,45%.

Kontrak yang berakhir Maret sudah kadaluwarsa. Kini kontrak pengiriman tiga bulanan sudah masuk periode April 2021. Saat ditransaksikan harga kontrak tersebut turun ke level RM 3.335/ton.

Jelang berakhirnya kontrak berjangka, harga suatu komoditas biasanya mengalami penurunan mendekati harga komoditas aslinya. Kontrak futures biasanya ditransaksikan di harga yang lebih tinggi (premium) terhadap harga komoditas fisiknya. 


Fenomena ini disebut sebagai contango. Artinya pelaku pasar memperkirakan bahwa harga suatu komoditas dalam hal ini CPO akan lebih tinggi di masa depan. Namun harga kontrak juga bisa ditransaksikan lebih rendah dari harga underlying komoditasnya (backwardation) ketika prospek harga ke depan diramal menurun.

Dalam laporan terbarunya Fitch Solutions meramal harga minyak sawit kemungkinan akan berada pada level tertinggi 11 tahun di RM 3.050 ringgit (US$ 753,6) per ton pada tahun 2021 karena pasokan yang ketat dan konsumsi yang kuat sebelum turun tahun depan karena kenaikan produksi.

Harga minyak sawit diperkirakan akan terus menurun dalam waktu dekat dari level saat ini karena permintaan dari China dan India turun sebagai akibat dari harga yang tidak kompetitif.

Output minyak sawit akan meningkat di Asia Tenggara mulai paruh kedua tahun ini, sementara harga kedelai pengganti utama dan harga minyak kedelai kemungkinan akan turun akhir tahun ini, tulis Fitch Solutions sebagaimana diwartakan Reuters.

"Namun, akan membutuhkan waktu untuk membangun kembali stok karena saat ini berada di posisi terendah sejak bertahun-tahun dan karena pertumbuhan konsumsi akan kuat tahun ini. Ini akan mendukung harga minyak sawit pada 2021 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Fitch Solutions.

Kekurangan tenaga kerja karena lockdown di Malaysia akibat pandemi telah membebani produksi, mengikis persediaan ke posisi terendah dalam  beberapa tahun terakhir dan meningkatkan harga sebesar 18% pada tahun 2020.

"Namun, pada tahun 2022, harga rata-rata akan turun menjadi RM 2.600 per ton karena pertumbuhan produksi minyak sawit diperkirakan akan meningkat di tengah hasil yang lebih tinggi dan penggunaan pupuk yang lebih tinggi," terang Fitch Solutions.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



"harga" - Google Berita
January 19, 2021 at 12:30PM
https://ift.tt/2XVHEVn

Harga CPO kok Mulai Loyo, Pertanda Apa Ini? - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga CPO kok Mulai Loyo, Pertanda Apa Ini? - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.