Kemarin, Rabu (8/1/2020) harga batu bara kontrak acuan ICE Newcastle melemah 0,36% ke level US$ 69,4/ton. Sejak awal tahun harga batu bara bergerak flat di rentang US$ 69/ton.
Aktivitas perdagangan batu bara memang belum pulih di minggu awal perdagangan. Hal tersebut dapat tercermin dari kinerja impor batu bara di beberapa negara di Asia.
Impor batu bara China di beberapa hari awal tahun 2020 sudah naik menjadi 3,5 juta ton. Total impor tersebut masih lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 6,1 juta ton.
Beralih ke Negeri Sakura dan Negeri Ginseng, impor batu bara Jepang dan Korea Selatan sejak awal bulan tercatat masing-masing 2,1 juta ton dan 1 juta ton.
Jika dibanding periode yang sama tahun lalu maka jumlah tersebut lebih rendah, mengingat impor batu bara Jepang mencapai 3,6 juta ton dan Korea Selatan mencapai 2,1 juta ton. Sejauh ini impor batu bara ke Korea Selatan hingga Maret nanti diramal turun karena kondisi cuaca yang sejuk serta minimnya katalis positif.
Impor batu bara India sejak awal tahun hingga kemarin mencapai 2,2 juta ton, menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 3,6 juta ton. Total persediaan batu bara di berbagai pembangkit listrik di India per 6 Januari 2020 mencapai 31,6 juta ton atau setara dengan 18 hari penggunaan.
Sejauh ini belum ada katalis positif yang mampu mendorong harga batu bara. International Energy Agency (IEA) memprediksi permintaan batu bara masih akan stabil, karena di saat negara barat mengurangi konsumsinya, China dan India justru masih akan menjadi penopang permintaan.
Dua negara tersebut (China & India) memang merupakan negara dengan konsumsi batu bara terbesar. Wajar saja jumlah penduduknya yang mencapai lebih dari 1 milyar jiwa dan terus bertumbuh membutuhkan pasokan utilitas listrik yang besar untuk kehidupan sehari-harinya.
Namun kini China menghadapi dilema. Harga batu bara memang murah. Saat ekonomi Negeri Panda tumbuh paling lambat tiga puluh tahun terakhir, China banyak membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru.
Jika China kembali ke komitmen untuk mengurangi polusi maka China harus mulai berhenti membangun pembangkit listrik batu bara baru dan menutup pembangkit yang tua dan tak efisien.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa produksi batu bara Indonesia pada 2019 mencapai 610 juta ton, jauh melebihi target produksi yang ditetapkan sebanyak 489 juta ton. Artinya kelebihan produksi mencapai 24,7%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/tas)"harga" - Google Berita
January 09, 2020 at 10:39AM
https://ift.tt/37QNKZQ
Harga Batu Bara kok Flat Saja, Mana Tenaganya? - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Batu Bara kok Flat Saja, Mana Tenaganya? - CNBC Indonesia"
Posting Komentar