Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal Newcastle untuk kontrak yang aktif ditransaksikan di pasar masih lanjut menguat.
Kendati ada rumor China boikot impor batu bara Australia, ekspor Negeri Kanguru ke Korea Selatan dilaporkan meningkat dan menjadi sentimen positif bagi pasar.
Pada perdagangan Selasa (27/10/2020), harga batu bara berjangka Newcastle naik 0,43% ke US$ 58,8/ton. Sehari sebelumnya, harga batu bara ditutup di US$ 58,55/ton. Harga batu bara mulai mengalami tren naik sejak 14 Oktober lalu.
Meski belum berhasil menyentuh level psikologis US$ 60/ton, harga komoditas energi primer unggulan RI dan Australia ini telah naik 9,6% dalam dua minggu terakhir, terhitung sejak 13-27 Oktober 2020.
Argus melaporkan laju pengiriman batu bara termal dan kokas dalam 25 hari pertama bulan Oktober menunjukkan bahwa total ekspor bulan ini dapat sedikit melebihi volume yang dimuat pada Oktober 2019.
Data bea cukai menetapkan ekspor Oktober 2019 pada 33,3 juta ton, di mana 18,5 juta ton adalah batu bara termal.
Pengiriman didukung oleh peningkatan permintaan dari negara-negara di luar China, terutama dari Negeri Ginseng yakni Korea Selatan.
Pengiriman dengan tujuan yang telah dikonfirmasi di China turun secara signifikan pada bulan September dan tetap tertekan pada bulan Oktober, tetapi semua pelabuhan utama menunjukkan lebih dari 1 juta pengiriman ke tujuan yang belum dikonfirmasi dalam kedua bulan tersebut.
Bisa jadi ini merupakan peningkatan dari bulan-bulan sebelumnya dan pengiriman yang pada akhirnya akan sampai ke China atau pengiriman yang akan dijual kembali karena mereka tidak dapat masuk ke China karena mengikuti instruksi Beijing.
Seperti yang diketahui bersama, belakangan beredar rumor bahwa produsen baja utama dan perusahaan listrik diminta berhenti mengimpor batu bara Australia.
Argus memperkirakan pengiriman batu bara termal dan kokas lebih dari 5 juta ton dalam 25 hari pertama bulan ini akan menjadikan Oktober sebagai bulan terbesar untuk ekspor ke Korea Selatan sepanjang 2020. Batu bara termal biasanya menyumbang sekitar 63% dari ekspor batubara Australia ke Korea Selatan.
Data pengiriman Australia juga menunjukkan bahwa ekspor ke Jepang, Taiwan, dan Vietnam mungkin hanya sedikit kurang dari Oktober tahun 2019
Namun ancaman permintaan China yang lebih lambat untuk batu bara termal Australia di sisa tahun ini, menyusul ekspor 3,9 juta ton/bulan pada November-Desember 2019 dan harga gas alam cair (LNG) yang relatif rendah di Asia Timur mungkin masih membatasi potensi kenaikan harga batu bara dalam waktu dekat.
Sementara itu, akibat adanya pandemi Covid-19 permintaan terhadap batu bara global drop signifikan. Hal ini tercermin dari penurunan ekspor dari salah satu negara produsennya yaitu Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pada Selasa, ekspor batu bara tahun ini telah mencapai 232,3 juta ton pada Oktober, atau hanya sekitar 58,8% dari target setahun penuh karena permintaan yang lebih lambat di tengah pandemi virus corona.
Sebagai perbandingan, pemerintah menargetkan ekspor 395 juta ton tahun ini, Airlangga mengatakan pada acara industri virtual. Konsumsi batu bara domestik tahun ini diperkirakan 141 juta ton, dibandingkan target 155 juta ton karena penurunan kebutuhan listrik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(twg/twg)
"harga" - Google Berita
October 28, 2020 at 02:03PM
https://ift.tt/326fIkf
Gamsahamnida Negeri K-POP, Harga Batu Bara Naik Karenamu - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gamsahamnida Negeri K-POP, Harga Batu Bara Naik Karenamu - CNBC Indonesia"
Posting Komentar