Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara tetap menunjukkan volatilitas yang tinggi. Hal ini tercermin dari kenaikan dan penurunannya yang tergolong tajam. Pada perdagangan kemarin, harga kontrak batu bara termal ICE Newcastle drop 3,1% ke US$ 82,9/ton.
Sebelumnya harga kontrak yang aktif diperdagangkan di bursa berjangka tersebut ditutup di US$ 85,55/ton. Ini merupakan harga tertinggi sejak minggu kedua bulan Februari lalu.
Volatilitas harga batu bara yang tinggi juga tak terlepas dari fluktuasi harga komoditas lain yang juga tajam. Bahkan di pasar keuangan gejolak yang terjadi juga memicu harga berfluktuasi tinggi.
Secara fundamental, prospek batu bara tahun ini bakal lebih baik dari tahun lalu. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan batu bara global meningkat 2,6% pada tahun 2021, didorong oleh permintaan listrik dan industri yang lebih tinggi.
Penyumbang utama perbaikan permintaan batu bara adalah ekonomi China, India, dan Asia Tenggara. Meskipun begitu Amerika Serikat dan Eropa kemungkin juga mengalami kenaikan konsumsi batu bara pertama mereka dalam hampir satu dekade terakhir.
Namun IEA mengatakan bahwa permintaan batu bara global pada tahun 2021 diramal masih akan tetap di bawah tahun 2019 dan bahkan bisa lebih rendah jika asumsi laporan untuk pemulihan ekonomi, permintaan listrik atau harga gas alam tidak terpenuhi.
Kenaikan permintaan batu bara pada tahun 2021 akan berlangsung singkat, dengan perkiraan penggunaan batu bara akan mendatar pada tahun 2025 sekitar 7,4 miliar ton. IEA menyatakan bahwa masa depan batu bara sebagian besar akan ditentukan di Asia.
Saat ini, Cina dan India menyumbang 65% dari permintaan batu bara global. Dengan memasukkan Jepang, Korea, Taiwan dan Asia Tenggara, pangsa itu meningkat menjadi 75%.
Kenaikan harga batu bara termal akan membuat para produsen mulai menggenjot produksinya. Pemerintah menargetkan produksi batu bara di Indonesia sebesar 550 juta ton atau sama dengan tahun lalu.
Harga batu bara yang lebih tinggi berpeluang memberikan katalis positif untuk kinerja keuangan para penambang. Apalagi bagi mereka yang bisa lebih efisien dalam cash cost.
Pemerintah memperkirakan ekspor batu bara Indonesia setidaknya bisa mencapai 392,4 juta ton pada 2020 atau 14% lebih rendah dari realisasi ekspor batu bara pada 2019 sebesar 454,5 juta ton.
Namun, pemerintah mengharapkan potensi ekspor batu bara yang lebih tinggi tahun ini karena permintaan yang kuat di pasar utama China dan juga di pasar baru di kawasan seperti Vietnam, Bangladesh dan Pakistan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan volume ekspor batu bara Indonesia pada kisaran 406,3 juta-427 juta ton tahun ini dengan ekspor batu bara ke pasar China diperkirakan berkisar antara 185 juta ton hingga 202,3 juta ton.
Harga batu bara acuan (HBA) tercatat mengalami penurunan menjadi US$ 84,49/ton di bulan ini atau turun US$ 3,3 dibanding Januari. Mulai berakhirnya musim dingin dan Tahun Baru Imlek di China membuat konsumsi listrik mulai melandai dan permintaan batu bara pun mengalami normalisasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(twg/twg)
"harga" - Google Berita
March 05, 2021 at 08:25AM
https://ift.tt/3beYB4z
Harga Batu Bara Dunia & HBA Drop, Waspada Main di Sahamnya - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Batu Bara Dunia & HBA Drop, Waspada Main di Sahamnya - CNBC Indonesia"
Posting Komentar