Jakarta, CNBC Indonesia - Ketika harga minyak mentah anjlok, harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) pun ikut drop. Dalam sepekan terakhir harga kontrak futures (berjangka) yang aktif ditransaksikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange ambles 8,5%.
Jelang istirahat siang pada perdagangan hari ini, Jumat (19/3/2021), harga kontrak CPO pengiriman Juni 2021 drop 2,08% ke RM 3.720/ton. Padahal minggu lalu harga minyak nabati unggulan ekspor Malaysia dan Indonesia ini masih dibanderol di RM 4.000/ton.
Anjloknya harga minyak mentah global karena penghentian sementara menggunakan vaksin AstraZeneca dan kembali maraknya kebijakan lockdown di Eropa serta prospek peningkatan produksi menjadi sentimen negatif yang memukul harga CPO.
Perusahaan surveyor kargo dijadwalkan untuk merilis data ekspor 1-20 Maret pada hari Sabtu. Para trader mengantisipasi pengiriman yang lebih lambat di tengah perkiraan industri akan lonjakan produksi hingga dobel digit bulan ini.
Harga minyak nabati lain juga mengalami penurunan. Di Bursa Komoditas Dalian, harga kontrak minyak kedelai dan sawit yang aktif ditransaksikan masing-masing drop 2,2% dan 1,5%.
Beralih ke kabar korporasi, Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) dari produsen minyak sawit dan gula yang berbasis di Indonesia, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) di 'B+' dengan Outlook Negatif.
Fitch mengekspektasi leverage TBLA akan turun ke kisaran 3,5x pada 2021, didukung oleh keuntungan dari yield dan volume penjualan yang lebih tinggi.
Namun, arus keluar modal kerja dan belanja modal yang berada di atas ekspektasi Fitch yang membuat arus kas bebas (free cash flow) menjadi negatif yang tinggi pada 2020, tetap menjadi risiko utama atas profil keuangan TBLA. Hal ini direfleksikan pada Outlook Negatif.
Harga minyak sawit pada paruh pertama tahun ini akan didukung oleh kurangnya tenaga kerja asing di Malaysia dan harga yang tinggi untuk minyak kedelai sebagai substitusi.
Namun, Fitch meramal output industri akan meningkat sepanjang tahun dan hal ini akan berdampak pada harga CPO di tahun 2022. Selain itu faktor tersebut juga akan mempengaruhi EBITDA TBLA.
"Kami telah meningkatkan asumsi kami untuk rata-rata harga CPO acuan Malaysia pada 2021 menjadi US$ 700/ton dari US$ 560/ton sebelumnya, dan menurunkan asumsi kami untuk 2022 menjadi US$ 550/ton dari US$ 600/ton. Asumsi jangka panjang kami tetap tidak berubah pada USD600/ton." kata Fitch Ratings.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(twg/twg)
"harga" - Google Berita
March 19, 2021 at 11:50AM
https://ift.tt/3eWiYWf
Anjlok 8,5% Minggu Ini, Harga CPO Senasib dengan Minyak - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Anjlok 8,5% Minggu Ini, Harga CPO Senasib dengan Minyak - CNBC Indonesia"
Posting Komentar