Search

Masih On Fire! Harga Batu Bara Tembus Level Tertinggi 7 Bulan - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak berjangka batu bara termal Newcastle ditutup melesat pada perdagangan kemarin, Kamis (5/11/2020) dan menjadi level tertinggi dalam hampir 7 bulan terakhir.

Harga kontrak teraktif batu bara yang diperdagangkan menguat 2,13% ke US$ 62,4/ton. Kini posisi tersebut menjadi harga tertinggi terhitung sejak 6 April 2020 silam. 

Penguatan harga kontrak batu legam tersebut juga mengekor penguatan harga yang terjadi di pasar keuangan. Kemungkinan Joe Biden dari Partai Demokrat yang bakal menjadi presiden ke-46 AS membuat dolar melemah secara signifikan. 


Dalam satu hari indeks dolar hampir terpangkas 1%. Dolar yang melemah membuat komoditas yang dibanderol dalam mata uang tersebut menjadi terdongkrak.

Pandemi Covid-19 membuat permintaan batu bara terutama untuk sektor tenaga listrik segmen industri dan komersial serta sektor industri lain mengalami penurunan. Pelemahan permintaan membuat harganya drop secara signifikan.

Para produsen yang keuangannya terganggu pun memilih untuk memangkas volume produksi. Di saat infeksi Covid-19 mulai mereda, banyak negara yang melonggarkan pembatasan. 

Hal ini berakibat pada naiknya harga komoditas. Berbeda dengan harga komoditas lain yang sudah mulai merangkak naik sejak Juni, harga batu bara baru naik belakangan.

Salah satu pemicu naiknya harga batu bara termal Newcastle adalah kenaikan harga batu bara domestik China yang sangat tinggi akibat ketatnya pasokan di negara tersebut.

Kebijakan kuota impor dan rumor bahwa China memboikot produk batu bara impor Australia (seaborne) membuat pasar menjadi terdiskoneksi.

China memiliki kebijakan zona hijau atau green zone terkait rentang harga batu bara yang harus dijaga.

Zona hijau ditetapkan di rentang RMB 500 - RMB 570 per ton. Rentang harga tersebut dipilih agar tidak terlalu tinggi sehingga menggerus laba perusahaan utilitas pengguna batu bara sebagai bahan bakar. Selain itu harga juga dipatok agar tidak kerendahan yang dapat menyengsarakan para penambang.

Hanya saja harga batu bara termal China Qinhuangdao yang jadi acuan harganya sudah melampaui level tersebut. Usai turun dua minggu lalu, pekan kemarin harga batu bara domestik China kembali naik 1,5% ke RMB 616/ton.

Artinya selisih terhadap batas atas zona hijau sebesar RMB 46/ton. Jika dikonversi ke kurs dolar AS nilainya setara dengan US$ 6,81/ton. Namun jika dibandingkan dengan harga batu bara impor terutama untuk kelas batu bara termal Newcastle selisihnya mencapai lebih US$ 35/ton.

Jelas ini selisih yang sangat fantastis. Dalam kondisi normal China akan lebih memilih batu bara impor untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Hanya saja adanya kebijakan kuota impor membatasi hal tersebut.

Soal rumor yang beredar terkait pemerintah China yang meminta para pelaku industri tak membeli produk batu bara Australia, pemerintah China melalui menteri luar negerinya angkat bicara. Menurut menlu China, pemerintah tidak meminta kepada pelaku industri. Tindakan tersebut murni atas inisiatif para pengusaha.

Ke depan selain adanya ketidakpastian kebijakan impor China, harga batu bara juga masih dibayangi oleh gelombang kedua infeksi Covid-19 di berbagai negara terutama Eropa.

Kembali maraknya lockdown dan bentuk pembatasan lain dengan berbagai skala di Prancis, Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, Norwegia hingga Hungaria menjadi ancaman serius yang membuat prospek batu legam jadi suram.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



"harga" - Google Berita
November 06, 2020 at 11:43AM
https://ift.tt/2IabVee

Masih On Fire! Harga Batu Bara Tembus Level Tertinggi 7 Bulan - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Masih On Fire! Harga Batu Bara Tembus Level Tertinggi 7 Bulan - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.