Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak berjangka batu bara termal Newcastle yang aktif diperdagangkan ditutup menguat. Namun maraknya isu lockdown terutama dari Benua Biru membuat kenaikan harga kemungkinan bakal tertahan.
Dalam sepekan kemarin harga batu bara naik 2,16% ke US$ 59,3/ton. Harga masih sulit tembus level psikologis US$ 60/ton. Namun harga batu bara tercatat sudah reli dua pekan beruntun.
Pada pekan sebelumnya harga batu bara reli 0,9% setelah jatuh akibat beredarnya isu boikot impor batu bara Australia oleh China berkembang. Harga sempat jatuh 6,51% dalam sehari.
Pada dasarnya permintaan di pasar Asia Pasifik masih tergolong lemah. Di China misalnya, meski tak ada klarifikasi resmi soal rumor yang beredar, pengiriman batu bara Oktober ke Negeri Tirai Bambu bulan September dan Oktober anjlok signifikan.
Di Jepang, impor batu bara termal periode September dilaporkan turun 7% (yoy) menjadi 8,5 juta ton. Sepanjang 9 bulan tahun ini, impor batu bara Negeri Sakura drop ke level terendah sejak 7 tahun terakhir.
Secara akumulatif, pada Januari-September Kementerian Keuangan Jepang melaporkan impor batu hitam tersebut sebesar 78,5 juta ton, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 82,5 juta ton.
Hanya impor batu bara dari Negeri Ginseng yang cukup mendongkrak harga. Argus memperkirakan pengiriman batu bara termal dan kokas lebih dari 5 juta ton dalam 25 hari pertama bulan ini akan menjadikan Oktober sebagai bulan terbesar untuk ekspor ke Korea Selatan sepanjang 2020.
Batu bara termal biasanya menyumbang sekitar 63% dari ekspor batubara Australia ke Korea Selatan. Menambah sentimen pengerek harga lainnya adalah selisih antara harga batu bara domestik China dan batu bara Newcastle impor yang masih tinggi di kisaran US$ 35/ton.
Dalam kondisi normal, ketatnya pasokan China dan harga yang tinggi akan membuat perusahaan listrik, produsen baja hingga trader beralih membeli batu bara impor karena harganya yang lebih murah.
Hanya saja, lonjakan kasus infeksi Covid-19 di berbagai negara terutama Eropa telah membuat lockdown kembali marak diterapkan. Ini bakal menjadi sentimen negatif yang membuat harga batu bara bisa berbalik arah.
Kenaikan kasus infeksi di Eropa memang sudah pada taraf yang mengkhawatirkan. Eropa menyumbang sekitar 22% dari total kasus global yang sudah mencapai 46,3 juta infeksi.
Ada lebih dari 269.000 kematian di Eropa dan wilayah tersebut menyumbang sekitar 23% dari jumlah total kematian akibat Covid-19 global yang jumlahnya tercatat hampir merenggut 1,2 juta nyawa manusia.
Di tengah kasus yang melonjak, Prancis, Jerman, dan Inggris telah mengumumkan lockdown nasional setidaknya untuk bulan depan yang hampir seketat pembatasan pada Maret dan April. Portugal telah memberlakukan penguncian sebagian (parsial), sementara Spanyol serta Italia memperketat pembatasan.
Eropa dilaporkan memiliki tambahan lebih dari 1,6 juta kasus dalam tujuh hari terakhir atau hampir setengah dari tambahan kasus global sebanyak 3,3 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(twg/twg)
"harga" - Google Berita
November 02, 2020 at 11:33AM
https://ift.tt/3mCp6DM
Dekati US$ 60/ton, tapi Harga Batu Bara Rentan Koreksi - CNBC Indonesia
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dekati US$ 60/ton, tapi Harga Batu Bara Rentan Koreksi - CNBC Indonesia"
Posting Komentar