Search

Dampak Harga BBM Naik, Pengamat: Inflasi Pangan Bisa Lebih dari 8 Persen - Bisnis Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta – Harga sejumlah kebutuhan pokok terpantau belum melonjak kenaikan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sejak Sabtu, 3 September 2022. Purnomo, pedagang telur di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, masih menjual telur ayam ras seharga Rp 30.000 per kg. Harga itu dia klaim turun dari lonjakan harga sebelumnya yang menyentuh Rp 31.000 hingga Rp 32.000 per kg.

“Sudah tiga hari ini sekilo Rp 30.000,” kata Purnomo ketika ditemui Tempo di kiosnya, Minggu, 4 September 2022.  “Saya ambil stok dari Blitar,” kata dia.

Usai harga BBM naik, Purnomo tidak bisa memprediksi harga telur ke depannya. Dia mengaku hanya akan mengikuti harga yang diterapkan di pasaran. “Saya enggak paham yang gitu-gituan. Kalau harganya naik, ya saya ikut naik jualnya,” kata dia.

Hal serupa dikatakan Tumiyem, pedagang kebutuhan pokok. Belum ada kenaikan harga kebutuhan setelah kenaikan harga BBM. Kenaikan harga yang terjadi pada cabai rawit, kata dia,  sudah terjadi sebelum harga BBM naik. Faktor penyebabnya, kata dia, dari ketersediaan pasokan.

“Harga cabai rawit sekarang Rp 60.000 sekilo,” kata Tumiyem kepada Tempo, Minggu, 4 September 2022. “Kemarin-kemarin cabai rawit masih Rp 45.000 sampai Rp 50.000,” ungkapnya.

Tumiyem mengaku tidak mau ambil pusing. Sebagai pedangang, dia akan mengikuti harga pasaran. Dia juga tidak khawatir kehilangan pembeli.

“Kalau harga tinggi, ya saya jual tinggi. Namanya kebutuhan pokok mah pasti ada yang beli,” ujarnya.

Meskipun terpantau belum ada peningkatan harga kebutuhan pokok pasca kenaikan harga BBM, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov, mengatakan inflasi pangan berpotensi terjadi pasca naiknya harga BBM.  Sebab kenaikan harga BBM meningkatkan biaya transportasi, khususnya untuk logistik kebutuhan pokok.

“Padahal inflasi pangan kemarin sudah 7,7 persen year on year,” kata Abra kepada Tempo, Minggu, 4 September 2022.

“Sudah barang tentu level atau angka inflasinya akan di atas 8 hingga 8,5 persen pada bulan September ini,” ujarnya.

Selain sektor transportasi dan pangan, Abra juga mengatakan sektor-sektor lainya akan turut terpapar. Poin yang membedakan hanyalah besaran dampak, jangka waktu, serta kecepatannya. “Ada yang bulan ini. Ada yang bulan-bulan berikutnya,” kata dia.

Dengan kata lain, lanjut Abra, kenaikan harga BBM tidak hanya menimbulkan gelombang pertama inflasi. Namun bisa memicu gelombang kedua, ketiga, dan seterusnya. Tentunya, hal ini terjadi jika pemerintah tidak mampu melakukan stabilisasi harga. Karenanya, menurut Abra, beban pemerintah akan jauh lebih berat.

“Kemarin pemerintah kan mengeluarkan subsidi untuk energi, sehingga harga-harga lain bisa terjaga. Nah, sekarang ini bukan hanya harus menjaga inflasi di energi tapi menjaga inflasi di sektor-sektor lain,” ujarnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Adblock test (Why?)



"harga" - Google Berita
September 04, 2022 at 05:00PM
https://ift.tt/wKmIe0x

Dampak Harga BBM Naik, Pengamat: Inflasi Pangan Bisa Lebih dari 8 Persen - Bisnis Tempo.co
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/gPXQz7Y
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dampak Harga BBM Naik, Pengamat: Inflasi Pangan Bisa Lebih dari 8 Persen - Bisnis Tempo.co"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.