Search

Round Up: Harga Emas Kembali Naik, Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi - Kompas.com - Kompas.com

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB).

Logam muli ini membukukan kenaikan untuk hari kedua berturut-turut karena melemahnya dollar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS, mengangkat permintaan logam safe-haven.

Sementara investor menunggu data penggajian non-pertanian AS untuk April yang akan dirilis akhir pekan ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 31,4 dollar AS atau 1,76 persen ditutup pada 1.815,70 dollar AS per ounce.

Baca juga: Penasaran Berapa Harga Bensin di Arab Saudi yang Kaya Minyak?

Sehari sebelumnya, Rabu (5/5/2021), emas menguat 8,3 dollar AS atau 0,47 persen menjadi 1.784,30 dollar AS per ounce.

"Federal Reserve AS terus mendorong kembali (emas) ke sini, itu bagus untuk emas, itu menjaga imbal hasil lebih rendah. Saya pikir ini pada akhirnya akan menyebabkan melemahnya dolar AS,” kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management.

"Pengujian level 1.800 dollar AS lebih cepat daripada yang diperkirakan, cara pasar ini bergerak menuju sikap Fed yang sangat dovish," tambah dia.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang menjadi acuan, tergelincir di bawah 1,6 persen dan mendekati level terendah satu minggu pada Selasa (4/5/2021), mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tanpa suku bunga.

Indeks dollar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melemah 0,1 persen bergerak lebih jauh dari level tertinggi hampir dua minggu pada Rabu (5/5/2021).

Fokus sekarang bergeser ke laporan pekerjaan bulanan AS pada Jumat waktu setempat, yang diperkirakan menunjukkan data gaji non-pertanian meningkat sebesar 978.000 pada bulan lalu.

Ekonomi AS mungkin tumbuh lebih cepat dan pengangguran turun lebih cepat dari yang diproyeksikan oleh pembuat kebijakan inti Fed pada Maret, Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan pada Rabu (5/5/2021).

Namun, Presiden Fed Chicago Charles Evans mengulangi kekhawatirannya tentang pencapaian target inflasi 2,0 persen dan mengatakan ia mengharapkan kebijakan moneter tetap akomodatif untuk beberapa waktu.

Wall Street

Sementara itu di Bursa Efek New York Amerika Serikat, saham-saham menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup di rekor tertinggi didukung laporan klaim pengangguran mingguan yang positif.

Sementara saham pembuat vaksin merosot setelah Presiden AS Joe Biden mendukung rencana untuk membebaskan hak paten atas suntikan Ccovid-19.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 318,19 poin atau 0,93 persen, ditutup pada 34.548,53 poin, mencatat rekor tertinggi penutupan baru.

Indeks S&P 500 bertambah 34,03 poin atau 0,82 persen, menjadi di 4.201,62 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 50,42 poin atau 0,37 persen di 13.632,84 poin.

Baca juga: Hotman Paris dan Nikita Mirzani Bakal Jadi Pemegang Saham Holywings

Saham 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor keuangan terangkat 1,43 persen, memimpin kenaikan.

Diangkat oleh saham Apple Inc, S&P 500 menguat setelah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran mencapai 498.000 disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 1 Mei, dibandingkan dengan 590.000 pada minggu sebelumnya.

Investor menunggu laporan penggajian non-pertanian yang lebih komprehensif pada Jumat waktu setempat untuk petunjuk tentang kekuatan pasar tenaga kerja dan kemungkinan sikap Federal Reserve AS tentang kebijakan moneter.

“Investor didorong oleh suku bunga rendah dan stimulus yang diberikan pemerintah ke dalam perekonomian. Kami juga melihat peningkatan substansial dalam proyeksi ekonomi dan perkiraan laba," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research.

Perusahaan-perusahaan farmasi turun setelah Gedung Putih mengatakan Biden membuat keputusan untuk mendukung usulan pembebasan hak kekayaan intelektual vaksin Covid-19.

Saham Pfizer Inc dan Moderna Inc turun 1,0 persen atau lebih. Johnson & Johnson dan Novavax Inc berakhir lebih tinggi setelah menghabiskan sebagian besar hari di wilayah negatif.

Indeks bioteknologi Nasdaq turun 0,4 persen. Saham Moderna memangkas beberapa kerugian setelah mengatakan negara-negara di seluruh dunia akan terus membeli vaksin COVID-19 selama bertahun-tahun sekalipun hak paten atas suntikan tersebut dibebaskan.

“Salah satu sektor yang kami lihat banyak peluangnya adalah sektor keuangan. Kami melihatnya sebagai salah satu yang akan mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang lebih tinggi dan pemulihan ekonomi yang lebih kuat,” kata Ann Guntli, manajer portofolio di RMB Capital yang berbasis di Chicago.

Microsoft Corp, Apple AAPL.O, Facebook dan Amazon.com Inc naik lebih dari 1,0 persen.

Minyak mentah

Adapun harga minyak mentah melemah pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat. Hal ini membalikkan kenaikan awal dari meningkatnya infeksi Covid-19 di India dan di tempat lainnya.

Meski begitu, harga mempertahankan beberapa dukungan dari laporan sehari sebelumnya bahwa persediaan minyak mentah AS turun lebih tajam dari yang diperkirakan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli, melemah 87 sen atau 1,3 persen ditutup pada 68,09 dollar AS per barrel.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk penyerahan Juni, berkurang 92 sen atau 1,4 persen menjadi di 64,71 dollar AS per barrel.

"Ketika Arab Saudi memangkas harga jual minyak mentah mereka, itu adalah pengingat yang kuat bahwa masih ada kantong bahaya Covid yang dapat memengaruhi permintaan," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.

Pada Rabu (5/5/2021), kedua kontrak acuan mencapai level tertinggi sejak pertengahan Maret sebelum mundur kembali menjadi ditutup sedikit berubah setelah mencatat kenaikan dua hari berturut-turut.

India mencatatkan rekor infeksi dan kematian Covid-19 setiap hari, dengan virus menyebar dari kota ke desa di seluruh negara terpadat kedua di dunia, memupus harapan bahwa gelombang kedua yang mematikan akan segera mencapai puncaknya.

"Rekor jumlah infeksi baru di India telah menjadi berita utama dan memicu kekhawatiran bahwa permintaan akan pulih lebih lambat," kata Commerzbank.

Namun pelonggaran pembatasan di Eropa dan jatuhnya persediaan minyak mentah AS mendukung harga emas hitam ini.

“Karena peluncuran vaksin berlanjut dan musim mengemudi musim panas yang terpendam terus terwujud, tren ini akan semakin cepat, menjaga permintaan bahan bakar motor tetap kuat dan meningkatkan kepercayaan pasar pada kisah pemulihan,” analis Citi mengatakan dalam sebuah catatan.

Stok minyak mentah AS turun lebih besar dari yang diperkirakan minggu lalu karena produksi penyulingan naik dan ekspor melonjak, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (5/5/2021).

Badan Informasi Energi menyatakan pada Rabu (5/5/2021), persediaan minyak mentah AS turun 8,0 juta barel dalam seminggu terakhir, dibandingkan dengan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 2,3 juta barrel.

Analis Commerzbank mengutip "penurunan besar-besaran dalam impor minyak mentah bersih menjadi sekitar 1,3 juta barrel per hari, level terendah dalam setidaknya 40 tahun."

Mereka menambahkan bahwa permintaan bensin di importir minyak terbesar dunia itu terbukti mengecewakan, dengan stok naik sedikit minggu lalu.

Baca juga: Naik Rp 8.000, Simak Rincian Harga Emas Antam Terbaru Hari Ini

Adblock test (Why?)



"harga" - Google Berita
May 07, 2021 at 10:06AM
https://ift.tt/3nSbQgg

Round Up: Harga Emas Kembali Naik, Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi - Kompas.com - Kompas.com
"harga" - Google Berita
https://ift.tt/2JQM9Kf
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Round Up: Harga Emas Kembali Naik, Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi - Kompas.com - Kompas.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.